Tomcat yang cairan berbisanya melukai ratusan orang di Surabaya merupakan salah satu jenis serangga atau kumbang. Menurut Departemen Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof Aunu Rauf, binatang yang disebut tomcat merupakan hewan sejenis kumbang dengan nama ilmiah Paederus fuscipes.
Kumbang ini termasuk dalam Ordo Orthoptera dan FamiliStaphylinidae. Dalam bahasa Inggrisnya disebut rove beetleatau kumbang penjelajah atau pengelana karena selalu aktif berjalan-jalan. "Masyarakat menyebutnya tomcat, mungkin karena bentuknya sepintas seperti pesawat tempur Tomcat F-14," ujarnya di Bogor, kemarin.
Secara spesifikasi, tubuh kumbang ini ramping dan pada saat berjalan bagian belakang tubuhnya melengkung ke atas. Kumbang berukuran panjang 7 sampai 10 mm dan lebar 0,5 hingga 1,0 mm. Bagian kepala hewan ini berwarna hitam, sayap berwarna biru kehitaman dan hanya menutupi bagian depan tubuh. Bagian toraks dan abdomen berwarna oranye atau merah.
dan LEBIH PENTING LAGI ADA DI SINI
"Warna orange atau merah ini diduga sebagai sinyal bagi musuh-musuhnya (misalnya laba-laba) bahwa kumbang ini beracun dan harus dihindari," jelasnya.
Aunu menjelaskan, kumbang Paederus fuscipes berkembang biak di dalam tanah di tempat-tempat yang lembab, seperti di galangan sawah, tepi sungai, daerah berawa dan hutan. Telurnya diletakkan di dalam tanah, begitu pula larva dan pupanya hidup dalam tanah. Setelah dewasa (menjadi kumbang) barulah serangga ini keluar dari dalam tanah dan hidup pada tajuk tanaman.
"Siklus hidup kumbang dari sejak telur diletakan hingga menjadi kumbang dewasa sekitar 18 hari, dengan perincian stadium telur 4 hari, larva 9 hari dan pupa 5 hari," katanya. Kumbang ini dapat hidup hingga 3 bulan. Seekor kumbang betina dapat meletakan telur sebanyak 100 butir telur.
Kumbang Paederus fuscipes tergolong serangga predator yang makan pada serangga lain. Kumbang ini banyak dijumpai di sawah dan merupakan musuh alami dari hama-hama padi. "Dalam siklus hidupnya, kumbang tomcat ini pada siang hari aktif berjalan cepat menyusuri rumpun padi untuk mencari mangsanya yang berupa hama-hama padi, termasuk hama wereng cokelat," katanya.
Jangan salah loh, kumbang tomcat ini adalah serangga yang bermanfaat bagi petani. Menurut Aunu, kumbang ini membantu mengendalikan hama-hama padi. Kumbang tomcat juga bisa ditemukan di pertanaman kedelai, jagung, kapas, tebu dan sejenisnya.
Pada malam hari kumbang Paederus fuscipes aktif terbang dan tertarik pada cahaya lampu. Inilah sebetulnya yang sekarang terjadi di komplek apartemen di Surabaya.
RACUN TOMCAT
JENIS OBAT-OBAT BUAT PENYAKIT KLIK DISINI
Kumbang tomcat tidak menggigit atau menyengat. Tapi kumbang tomcat kalau terganggu atau secara tidak sengaja terpijit akan mengeluarkan cairan yang bila kena kulit akan menyebabkan gejala memerah dan melepuh seperti terbakar (dermatitis).
Oleh karena itu gejala ini populer disebut Paederus dermatitis. Gejala ini mumcul akibat cairan tubuh kumbang tadi mengandung zat pederin yang bersifat racun. "Ada yang menyebutkan bahwa pederin ini 15 kali lebih beracun daripada bisa kobra," kata Guru Besar Entomologi Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Dr. Ir. Aunu Rauf, M.Sc kepada Tempo Selasa 20 Maret 2012.
Belakangan ini diketahui bahwa produksi pederin dalam tubuh kumbang tergantung pada keberadaan bakteri Pseudomonas sp. yang bersimbiosis dalam tubuh kumbang betina. Pederin bersirkulasi dalam darah kumbang, sehingga dapat terbawa sampai ke keturunannya (telur, larva, pupa, dan kumbang).
Namun demikian, Aunu melanjutkan, kumbang betina yang mengandung bakteri akan menghasilkan pederin yang lebih banyak dibandingkan kumbang yang dalam tubuhnya tidak ada bakteri simbion.
Serangga Tomcat menyerang warga komplek apartemen di Surabaya. Kemungkinan pemukiman itu dibangun di lokasi perkembangbiakan binatang ini. Populasi kumbang meningkat menjelang berakhirnya musim hujan. "Sebelumnya masih dalam stadia larva dan pupa," kata Aunu. Pada saat bersamaan dengan musim panen, sehingga kumbang tomcat berterbangan dan bergerak menuju sumber cahaya di pemukiman.
CARA MENCEGAH
MENCEGAH PENYAKIT DENGAN INFO BARU DISINI
Serangga pembuat gatal yang menyerang kawasan Surabaya,tomcat, ternyata berguna bagi ekosistem darat. "Dia predator wereng yang mengganggu padi," kata Kepala Bidang Pertanian dan Kehutanan Dinas Pertanian Surabaya, Alexandro S. Yahaya, Selasa, 20 Maret 2012.
Jadi meski sudah masuk kategori hama (hewan pengganggu), Alex tak setuju jika serangga bernama ilmiah Paederus Riparius itu dibasmi. Apalagi dengan pestisida yang mengandung residu berbahaya bagi manusia. "Kalau saya justru mengusulkan dengan pestisida alami," katanya.
Sebab, jika dibasmi, bisa-bisa wereng menggurita dan justru berbahaya bagi ketahanan pangan. Jadi secara jangka panjang justru akan mengancam nasib manusia. Apalagi lahan pertanian di Surabaya semakin menyusut.
Menurut dia, tomcat muncul di permukiman karena keseimbangan alam terganggu. "Padi tidak ada, sehingga inangnya juga tidak ada, maka dia cari tempat lain," ujar Alex. Pada kasus serangan pertama tomcat di Surabaya tahun lalu, rumah susun yang didatangi kumbang Rove itu berada di samping sawah.
Alhasil ketika musim panen usai kumbang berwarna oranye hitam itu mampir ke permukiman warga. "Mereka cari sinar," ujar Alex. Tomcat suka dengan kawasan yang banyak ilalang, bakau, kumuh, dan kotor. Kalau di perumahan, kumbang itu suka di jemuran atau kamar mandi.
Alex menyarankan penduduk mematikan lampu jika tidak perlu. Lalu membersihkan pekarangan dan banyak bercocok tanam. Sebab tanaman bisa jadi inang tomcat, sehingga tidak perlu mengganggu manusia. "Pengamatan saya, di rumah yang banyak tanaman dan bersih, tomcatpaling hanya satu atau dua," ujar dia.
KENALI GEJALANYA
Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Profesor Dokter Tjandra Yoga Aditama, menjelaskan tentang gejala klinis serangan tomcat. Antara lain, kulit yang terkena biasanya di daerah kulit yang terbuka dalam waktu singkat yang akan terasa panas. Kemudian setelah 24 sampai 48 jam akan muncul gelembung pada kulit dan sekitarnya berwarna merah menyerupai lesi akibat terkena air panas atau luka bakar.
Pada kasus yang jarang terjadi tidak menimbulkan gejala kulit yang berarti. Perlu dipastikan bila tidak ada riwayat terkena bahan kimia atau luka bakar. Kemudian lesi pada mata menyebabkan conjunctivitis atau biasa disebut Naerobi Eye.
Untuk pengobatan, Tjandra menyarankan apabila menemukan serangga ini sebaiknya jangan dipencet agar racunnya tidak mengenai kulit. Kemudian masukkan ke plastik dengan hati-hati lalu buang ke tempat yang aman. Segera beri air mengalir dan sabun pada kulit yang bersentuhan dengan serangga ini.
Tjandra juga mengatakan demi memastikan serangga ini tidak ada lagi, untuk mencegah bertambahnya lesi di kulit, kompres kulit dengan cairan antiseptik dingin. Apabila sudah timbul lesi seperti luka bakar, untuk pengobatan lanjutan sebaiknya periksa ke puskesmas atau rumah sakit terdekat.
JANGAN DIOBATI SENDIRI
Mereka yang terkena serangan serangga Tomcat atau kumbang Paederus dihimbau untuk segera berobat ke dokter atau rumah sakit terdekat. Pasien sebaiknya tidak melakukan pengobatan sendiri di rumah guna mendapatkan penanganan yang tepat dan menghindari infeksi yang lebih parah.
Hal itu ditegaskan Kepala Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Ciptomangunkusumo (FKUI-RSCM) Jakarta, Dr. dr. Tjut Nurul Alam Jacoeb, Sp.KK(K) menanggapi berita serangan Tomcat di media massa dalam beberapa hari terakhir.
"Memang benar, tindakan pertama itu harus dicuci, karena partikelnya harus dihilangkan segera dari kulit. Tetapi supaya penanganannya tepat, sebaiknya jangan mengobati sendiri," kata Tjut yang dihubungi Kompas.com, Selasa (20/3/2010) .
Menurut Tjut, seseorang yang terkena partikel dari serangga Tomcat dapat mengalami reaksi mulai dari yang ringan sampai parah. Partikel yang terdapat pada serangga jenis Kumbang Rove ini merupakan sejenis protein atau bahan racun biologis asing bagi kulit. Bagi kebanyakan orang, partikel ini dapat menimbulkan dermatitis, tetapi bisa tidak pada beberapa orang.
"Protein asing ini kalau menempel bisa bereaksi dermatitis, tetapi ada juga ada yang kebal. Kalau yang terkena racunnya umumnya semua orang dapat terkena," ujar dokter yang menjabat Ketua Kolegium Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin ini .
Untuk reaksi yang ringan, partikel kumbang ini hanya akan menyebabkan peradangan ringan di sekitar kulit. Pada tahap ini, pengobatan biasanya dapat dilakukan dengan pemberian antiradang yang dioleskan.
Tetapi untuk reaksi yang berat, pengobatan akan lebih kompleks. Partikel bisa saja masuk ke aliran darah, sehingga peradangan kulit menyebar luas menyebabkan kulit merah, bengkak dan melepuh. Infeksi dapat menyertai apabila bersama partikel terkandung bakteri ditandai dengan gelembung mengandung nanah yang timbul beberapa hari kemudian. Pada tahap ini, lanjut Tjut, pengobatan yang dilakukan tidak bisa lagi obat luar tetapi harus sistemik (diminum atau suntik), selain obat antiradang, tetapi juga diperlukan antiinfeksi.
Tjut juga meluruskan informasi keliru yang beredar tentang penggunaan obat salep Acyclovir. Ia menegaskan, obat tersebut bukanlah ditujukan untuk mengatasi dermatitis dan infeksi akibat serangan Tomcat. Acyclovir yang diminum dipakai untuk pengobatan herpes.
TIP SINGKAT
Apabila tomcatmenyerang Anda, Profesor Dokter Tjandra Yoga Aditama, Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, memberikan tip sebagai berikut.
1. Apabila Anda menemukan serangan ini jangan dipencet supaya racun tidak mengenai kulit. Masukkan serangga ini ke dalam plastik dengan hati-hati dan buang ke tempat yang aman.
2. Hindari terkena kumbang ini pada kulit terbuka.
3. Usahakan pintu selalu tertutup dan bila ada jendela sebaiknya diberi kawat nyamuk untuk mencegah kumbang ini masuk ke dalam rumah.
4. Sebaiknya tidur menggunakan kelambu jika memang di daerah yang Anda tinggali sedang dilanda serangan kumbang ini.
5. Bila mendapati serangga ini dalam jumlah yang banyak sebaiknya pada setiap lampu perlu diberi pelindung untuk mencegah kumbang ini jatuh ke manusia.
6. Apabila kumbang ini mengenai kulit, usahakan supaya Anda tidak menggosok kulit atau bagian mata.
7. Bila kumbang ini berada di kulit, singkirkan dengan hati-hati-hati, dengan meniup atau menggunakan kertas untuk mengambil kumbang dengan hati-hati.
8. Lakukan inspeksi ke dinding dan langit-langit dekat lampu sebelum tidur. Bila Anda menemukan kumbang ini segera matikan dengan menyemprotkan racun serangga, lalu singkirkan tanpa menyentuhnya.
9. Segera beri air mengalir dan sabuni kulit Anda yang bersentuhan dengan serangga ini.
10. Bersihkan lingkungan rumah, terutama tanaman yang tidak terawat yang ada di sekitar rumah yang bisa menjadi tempat atau sarang hidup kumbang ini.
NOMOR EMERGENSI
Menanggapi serangan serangga tomcat, Dinas Pertanian Surabaya membuka layanan call center. "Kami buka tujuh hari hingga pukul 22.00 WIB," kata Kepala Bidang Pertanian dan Kehutanan Dinas Pertanian Surabaya, Alexandro S. Yahaya, ketika dihubungi pada Selasa, 20 Maret 2012.
Nomor yang bisa dihubungi warga Surabaya adalah 031-8275404. Penelepon bisa mengadukan serangan seranggatomcat ke nomor ini dan meminta bantuan ke Dinas Pertanian. Menurut Alex, nomor layanan itu sudah ada sejak tahun lalu.
"Dulu dipakai ketika ada serangan ulat bulu," kata dia. Kini nomor yang sama dibuka lagi menghadapi serangan kumbang bernama latin Paederus riparius itu. Menurut Alex, nomor ini adalah nomor khusus untuk kejadian luar biasa.
Sejak Jumat, 16 Maret 2012, sejumlah daerah di Surabaya menjadi persinggahan serangga tomcat. Misalnya Apartemen Eastcoast, daerah Mulyorejo, perumahan Palm Spring Regency, daerah Ngagel Rejo, hingga kawasan Semampir.
Kumbang berwarna oranye itu rajin menyambangi kawasan tersebut pada sore hingga malam. "Korban rata-rata di daerah itu setiap hari ada puluhan orang," ujar dia. Bahkan tercatat ada 50-60 puluhan siswa SD Mustaqim yang menderita gatal akibat tomcat.
0 komentar:
Posting Komentar