Penularan flu burung yang dibawa oleh unggas liar kepada unggas ternak menjadi momok tersendiri oleh para peternak. Belum juga hilang bayangan ketakutan akan tertularnya diri sendiri dan keluarga oleh keganasan virus flu burung, peternak juga dibayangi kerugian akan matinya unggas-unggas peliharaan mereka. Sebelum flu burung menggemparkan dunia sejak ditemukan pada tahun 1997 di Hong Kong, telah banyak penyakit muncul pada unggas yang di Indonesia sempat dikenal dengan penyakit New Castle dan Tetelo. Namun karena tidak menular kepada manusia, kedua penyakit tersebut tidak menjadi pandemik yang ditakutkan.
Penyakit flu burung ditularkan baik ke sesama unggas ataupun spesies lainnya dan manusia melalui kotoran burung. Satu tetesan sekresi dari burung yang terinfeksi mengandung virus yang dapat membunuh 1 juta burung. Virus ini kemudian menempel pada berbagai media seperti sarana transprotasi ternak, peralatan kandang yang tercemar, pakan dan minuman unggas yang tercemar, pekerja di peternakan dan burung-burung liar.
Untuk mengenali unggas yang terinfeksi flu burung, anda dapat mengenali dari gejala klinis yang ditemukan pada unggas tersebut yaitu :
- Jengger dan pial yang bengkak dan berwarna kebiruan
- Pendarahan yang rata pada kaki unggas berupa bintik-bintik merah (ptekhi) biasa disebut dengan kaki kerokan
- Adanya cairan di mata dan hidung serta timbul gangguan pernafasan
- Keluarnya cairan jernih hingga kental dari rongga mulut
- Timbulnya diare berlebih
- Cangkang telur lembek
- Tingkat Kematian yang tinggi mendekati 100% dalam 2 hari hingga 1 minggu
Segera laporkan pada Dinas Kesehatan jika anda mendapati unggas peliharaan anda mengalami cirri-ciri seperti yang disebutkan di atas.
sumber :http://fluburung.org/gejala-unggas-terinfeksi-flu-burung.asp
0 komentar:
Posting Komentar